Buku Jendela Pengetahuan

Buku adalah jendela pengetahuan. Dengan membaca buku, kita dapat menyerap banyak informasi, dapat berkelana ke berbagai negara, bahkan ke dunia dongeng sekalipun.

Budayakan Membaca dari Keluarga

Budaya membaca harus dimulai dari keluarga, sehingga nantinya menjadi kebiasaan baik terutama bagi anak-anak. "Mari ciptakan kebiasaan gemar membaca sejak dini.

Jadikan Perpustakaan sebagai Sumber Belajar

Perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai bagian dari layanan dalam memenuhi minat baca siswa serta sebagai sumber belajar bagi siswa

Sukseskan Gerakan Jawa Tengah Membaca

Salah satu upaya menumbuhkan minat baca masyarakat adalah merangsang niat baca dengan menyediakan buku teknologi terapan yang tepat sasaran.

Kami Melayani Sepenuh Hati

Perpustakaan merupakan wahana belajar sepanjang hayat. Karenanya kami bertekad untuk selalu memberikan yang terbaik bagi siswa, guru, karyawan serta masyarakat

Sabtu, 17 November 2012

Info Audio Book: English for Telephoning

English for Telephoning (Audiobook)
Oxford University Press | 2007 | ISBN: 0194579271 | Audio CD | mp3 | 51,5 mb

 

Audiobook ini merupakan kursus cepat yang ideal bagi siapa saja yang perlu untuk membuat panggilan telepon yang efektif dalam konteks bisnis. Bahasa Inggris untuk berbicara di telepon dapat diselesaikan dalam 25-30 jam, sehingga siswa dapat membuat kemajuan secara cepat. Tugas-tugas di tangan memungkinkan siswa memakai bahasa baru segera.Bagaimana kita bisa menggunakannya? Sebagai bahan belajar mandiri, kursus singkat maupun kursus intensif. berdiri sendiri, kursus singkat, intensif.

Untuk melihat koleksi audiobook ini, klik disini.


Jumat, 16 November 2012

Perpustakaan Digital untuk Sekolah, Mau?

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat telah melahirkan perpustakaan berbasis teknologi informasi, yaitu otomatisasi pengelolaan perpustakaan serta perpustakaan digital. Keterlibatan teknologi informasi dalam perpustakaan sekolah paling umum adalah pemakaian piranti lunak komputer untuk pekerjaan administrasi perpustakaan seperti inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi, pelabelan, pelaporan dsb. Sedangkan digitalisasi koleksi buku itu sendiri belum banyak dilakukan. Kebanyakan perpustakaan sekolah adalah perpustakaan konvensional dengan seluruh koleksi buku cetak. Mungkinkah kita kembangkan perpustakaan digital di sekolah, disamping perpustakaan konvensional itu, guna lebih memudahkan siswa belajar lebih menyenangkan?

Mengapa Perpustakaan Digital Penting

Alasannya adalah banyak produk teknologi canggih yang kini telah ada di tangan siswa seperti smartphone, tablet, android, blackberry dan netbook. Sering mereka memanfaatkan produk-produk teknologi canggih itu untuk mendapatkan informasi. Nah, mengapa perpustakaan sekolah tidak menyediakan pula koleksi buku dalam format digital yang bisa diakses oleh siswa melalui piranti-piranti teknologi itu?

Contoh Mengakses Perpustakaan Digital Sekolah melalui Ponsel

Bagaimana Cara Digitalisasi Buku Dilakukan

Pekerjaan ini melibatkan tiga hal, yaitu:
  1. Pemindaian buku cetak menjadi format digital. Piranti yang dibutuhkan adalah scanner. Format yang umum dipakai adalah PDF.
  2. Penyuntingan, yaitu pengaturan-pengaturan terhadap file PDF sesuai kebutuhan seperti pemberian watermark, daftar isi, hyperlink, password dsb.
  3. Pengunggahan, yaitu pengiriman file-file PDF dari komputer lokal ke komputer server sehingga buku digital dapat diakses oleh pembaca.

Keuntungan Perpustakaan Digital Bagi Siswa

Terdapat banyak keuntungan dengan tersedianya perpustakaan digital di sekolah, antara lain:
  • Memungkinkan siswamengakses informasi koleksi perpustakaan sekolah dimana saja dan kapan saja, karena koleksi perpustakaan tersimpan pada server yang terkoneksi ke jaringan internet. Atau paling tidak mereka bisa mengakses informasi koleksi itu di lingkungan sekolah karena mungkin buku-buku digital perpustakaan sekolah hanya disimpan pada server lokal yang didistribusikan melalui jaringan kabel dan nirkabel (wifi).
  • Menghindarkan siswa membawa banyak buku secara fisik yang relatif berat dan membutuhkan banyak tempat (tas mereka terbatas), karena buku-buku digital perpustakaan sekolah bisa diunduh dan disimpan dalam media penyimpanan flashdisk yang ringan.
  • Dengan piranti-piranti teknologi di tangan, siswa bisa membaca buku-buku digital perpustakaan dalalam kondisis apapun.
Dan masih banyak lagi keuntungannya lainnya. Dengan keuntungan-keuntungan tersebut boleh jadi perpustakaan sekolah akan semakin menjadi sahabat sejati pelajar!

Kamis, 15 November 2012

Sahabat Pendiam yang Bercerita Banyak Hal

Semasa saya masih duduk di bangku SMA, citra perpustakaan sekolah hanyalah sebagai tempat penyimpanan buku-buku paket pelajaran masih begitu lekat. Siswa merasa perlu datang ke perpustakaan hanya ketika mereka harus mengambil buku-buku paket pinjaman wajib serta kelak pada saat mereka akan mengembalikannya, tak lebih dari itu. Gambaran keliru inilah yang mungkin menjadi penyebab rendahnya tingkat kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah pada saat itu serta nyaris tidak ada yang memanfaatkannya sebagai tempat untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan.

Tapi itu dulu, sekarang jaman telah berubah. Ditengah-tengah semakin meningkatnya kesadaran akan arti pentingnya keberadaan sebuah perpustakaan di lingkungan sekolah serta nilai strategis yang dimilikinya maka pembenahan yang terus-menerus dilakukan telah mengubah citra perpustakaan sekolah yang dulu hanya sebagai tempat membosankan yang lambat perkembangan kini telah mampu bermetamorfosis menjadi tempat menarik yang menyenangkan untuk dikunjungi.

Pelajar, yang notabene merupakan anggota terbesar perpustakaan sekolah, juga telah memiliki pandangan positif yang jauh lebih baik terhadap perpustakaan sekolah. Bagi mereka, perpustakaan sekolah saat ini dapat diibaratkan sudah menjadi seorang sahabat sejati daripada sekedar seorang teman biasa. Seorang sahabat sejati yang pendiam namun bercerita banyak hal kepada mereka!

Seorang sahabat sejati yang senantiasa terbuka untuk menerima kehadiran pelajar, memberikan jawaban atas segala pertanyaan yang diajukan serta siap menjadi pemandu setia dalam berkelana ke dunia mana pun yang pelajar inginkan.


Senin, 12 November 2012

Minat Pelajar Terhadap Perpustakaan Sekolah Rendah?

Jujur saja tidak semua pelajar memiliki minat untuk berkunjung ke perpustakaan sekolah. Lihat saja pada jam-jam istirahat, mereka lebih cenderung menghabiskan waktu untuk ke kantin sekolah daripada menghabiskan waktu membaca buku di perpustakaan sekolah.

Terlebih lagi bagi mereka yang memiliki perangkat teknologi informasi seperti smartphone atau semacamnya yang dapat digunakan untuk akses informasi secara online, sudah dapat dipastikan mereka akan lebih memilih gadget canggih itu guna melepaskan penat dan lelah sehabis menerima pelajaran yang menguras tenaga dan pikiran daripada buka-buka buku di perpustakaan sekolah.


Tapi benarkah sekarang ini minat pelajar terhadap perpustakaan sekolah rendah? Jika hal itu benar mungkin perlu dicari faktor-faktor yang menjadi penyebabnya serta cara-cara yang perlu ditempuh guna meningkatkan kembali minat pelajar terhadap perpustakaan sekolah. Terdapat beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab menurunnya minat pelajar tersebut, seperti:
  • Perpustakaan sekolah kurang mampu mengimbangi kebutuhan pelajar akan buku yang cenderung meningkat, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas.
  • Koleksi perpustakaan sekolah hanya melulu buku, kurang atau bahkan tidak tersedia koleksi-koleksi dalam format yang lain seperti audio-video, buku elektronik, audio book dsb.
  • Sarana gedung dan ruang baca yang kurang memadai sehingga membuat pelajar merasa kurang nyaman untuk duduk berlama-lama di perpustakaan untuk membaca buku.
  • Perpustakaan sekolah kurang mampu menjawab tantangan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat.
  • Serta masih banyak lagi penyebab lainnya.
Beberapa langkah mungkin dapat ditempuh guna memperbaiki keadaan ini. Penambahan koleksi buku-buku baru barangkali telah dilakukan secara rutin oleh perpustakaan sekolah, namun selama ini mungkin terjadi kesenjangan informasi mengenai hal tersebut. Kebanyakan pelajar kurang mengetahui adanya koleksi-koleksi baru di perpustakaan sekolah karena tidak adanya ruang atau media untuk yang menginformasikan hal tersebut. Akibatnya, pelajar menjadi malas datang ke perpustakaan sekolah.

Penambahan koleksi buku dalam format yang lain sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman dan teknologi akan menghindarkan kesan bahwa perpustakaan sekolah lambat perkembangan dan gagap-teknologi. Komputerisasi perpustakaan sekolah seharusnya tidak hanya sebatas penggunaan piranti lunak komputer untuk administrasi perpustakaan, namun juga upaya pengadaan koleksi-koleksi buku dalam format digital yang memungkinkan pelajar bisa mengaksesnya melalui gadget-gadget yang mereka miliki. Gambaran perpustakaan sekolah jauh dari teknologi informasi sedapat mungkin harus dihindari!

Minggu, 11 November 2012

Gubernur Canangkan Gerakan Jawa Tengah Membaca


Bertempat di halaman Kantor Perpustakaan Daerah Jawa Tengah, Jl. DR. Setiabudi 201C Srondol Semarang, siang ini Gubernur Jawa Tengah membuka Pencanangan Gerakan Jawa Tengah Membaca. Pencanangan ini berkaitan dengan dipilihnya Jawa Tengah sebagai satu dari beberapa provinsi di Indonesia yang minat baca masyarakatnya meningkat.
Kegiatan Pencanangan GJTM merupakan bagian dari kegiatan Road Show Gerakan Indonesia Membaca yang diselenggarakan Perpustakaan Nasional RI tahun 2012, dengan dipusatkan pada 4 Provinsi yaitu Sumatra Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur dan Jawa Tengah, yang Minat Baca Masyarakatnya Mengalami Peningkatan.
Pada kesempatan trersebut, Gubernur juga menyampaikan bahwa Meski Sudah Mendapat Penilaian Yang Bagus, Namun Masih Perlu Ditingkatkan Upaya Menumbuhkan Terus Niat Baca Masyarakat.Salah Satu Cara Yakni Merangsang Niat Baca Dengan Memberikan Buku Tentang Tehnologi Terapan,Yang Harus Tepat Sasaran.
Sementara Itu, Kepala Perpustakaan Nasional, Dra. Sri Sularsih, M.Si. mengatakan, Minat Baca Masyarakat Indonesia Semakin Meningkat. Ini Terbukti Dengan Kunjungan Masyarakat Ke Purpustakaan Yang Semakin Meningkat. Meski Demikian Sri Sularsih Juga Mengakui, Meski Telah Meningkat Minat Baca Masyarakat Namun Tidak Merata Di Setiap Wilayah. Sehingga Tetap Diupayakan Kepedulian Setiap Masyarakat Dan Instansi Terkait Untuk Menumbuhkan Kecintaan Membaca.

Sumber: Arpusda Jateng

Rabu, 07 November 2012

Tengok Fungsi Teknologi dari Sisi Sekolah

Kali ini saya akan share tentang sesuatu yang sepele tapi jarang sekali dilakukan oleh siswa siswa di Sekolah mungkin. Pernahkah kalian membawa Handphone ketika pelajaran dimulai? 99,8 % siswa pasti pernah mengalaminya, sementara 0,2 % dari siswa tersebut bisa dibilang GAPTEK atau ALIM.

Tapi pernahkah siswa tersebut berfikir akan kegunaan positif yang menunjang proses belajar mengajarnya? 90 % dari 99,8 % siswa tadi terbukti tidak memikirkannya. Lalu, apa yang mereka pikirkan? Dari hasil reset yang saya lakukan selama ini, 90 % siswa yang membawa Handphone di sekolah, cenderung memanfaatkannya untuk perbuatan negatif, kayak bocah satu ini:

Sadarkah kalian? Pernahkah kalian melakukan perbuatan semacam ini? Akuilah bahwa kalian pernah, jangan menjadi orang yang munafik hehe karena akupun juga pernah melakukannya ^_^. Tapi mengapa mereka berpotensi melakukan hal semacam itu? Beberapa alasan yang mungkin memicu pemakaian Handphone yang tidak selayaknya di jam pelajaran adalah sebagai berikut :

  1. Ada SMS dari pacar
  2. Main Game menyelesaikan misi
  3. Gurunya nggak enak
  4. Mencontek
  5. Pura-pura main Hp

Dari kelima faktor diatas, nomor satulah yang paling banyak diminati oleh kalangan siswa. Lantas, jika semua itu salah, bagaimana cara menggunakan Handphone yang benar dikelas? Nah, saya telah membuktikan di kelas saya sendiri, dengan teman teman saya dan saya lakukan waktu Pemantapan Kelas XII ini. Bagaimana caranya?

Kita ingat waktu pemantapan tidaklah sepanjang kita tidur waktu malam hari. Benar apa adanya, maka dari itu, kita butuh waktu banyak untuk mencatat apa yang dicelotehkan guru kita karena kita sudah pasti akan membahas semua materi yang di ajarkan dari kelas X sampai kelas XII. Dengan waktu yang relatif singkat, hanya orang dengan kecepatan menulis 20 Lembar per 30 menit yang bisa mengerjakannya. Jadi dengan inisiatif guru dan teman teman, beginilah yang terjadi :


Apa yang ada di benak kalian? 80% orang yang menggunakan otaknya sekedar melihat di satu sisi pasti berpendapat bahwa anak yang melakukan hal ini adalah anak yang malas, tapi, bagaimana dengan orang yang memiliki pikiran kritis? dia pasti mengatakan bahwa Hal ini sangat inovatif, dengan menggunakan teknik penggunaan teknologi semacam ini, siswa dapat cepat menyelesaikan materi, ketika dia memfoto, dia akan menyalin hasil fotonya di rumah, dan ini juga merupakan kegiatan belajar mengajar, sementara disisi lain, hal ini dapat menyingkat waktu menulis di kelas agar waktu tidak habis hanya karena menulis, di lain sisi lagi hal ini lebih berarti dari pada menggunakan Handphone seperti yang saya jabarkan diatas tadi, seperti Mencontek, SMSan sama Pacar, selingkuhan 1, selingkuhan 2, dkk, lebih baik kita memanfaatkan nya dengan benar.


NB : Tidak berlaku untuk Ulangan dan Ulangan Akhir Semester. Jangan sekali-kali berbuat curang di Ulangan dan Ulangan Akhir maupun Ulangan MID, karena akibatnya tidak langsung terjadi pada anda, tapi bertahap, dan anda akan menyesal dikemudian hari.

Leave coment if you're interested in ^_^

Galang Nur Aji Pamungkas