Senin, 12 November 2012

Minat Pelajar Terhadap Perpustakaan Sekolah Rendah?

Jujur saja tidak semua pelajar memiliki minat untuk berkunjung ke perpustakaan sekolah. Lihat saja pada jam-jam istirahat, mereka lebih cenderung menghabiskan waktu untuk ke kantin sekolah daripada menghabiskan waktu membaca buku di perpustakaan sekolah.

Terlebih lagi bagi mereka yang memiliki perangkat teknologi informasi seperti smartphone atau semacamnya yang dapat digunakan untuk akses informasi secara online, sudah dapat dipastikan mereka akan lebih memilih gadget canggih itu guna melepaskan penat dan lelah sehabis menerima pelajaran yang menguras tenaga dan pikiran daripada buka-buka buku di perpustakaan sekolah.


Tapi benarkah sekarang ini minat pelajar terhadap perpustakaan sekolah rendah? Jika hal itu benar mungkin perlu dicari faktor-faktor yang menjadi penyebabnya serta cara-cara yang perlu ditempuh guna meningkatkan kembali minat pelajar terhadap perpustakaan sekolah. Terdapat beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab menurunnya minat pelajar tersebut, seperti:
  • Perpustakaan sekolah kurang mampu mengimbangi kebutuhan pelajar akan buku yang cenderung meningkat, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas.
  • Koleksi perpustakaan sekolah hanya melulu buku, kurang atau bahkan tidak tersedia koleksi-koleksi dalam format yang lain seperti audio-video, buku elektronik, audio book dsb.
  • Sarana gedung dan ruang baca yang kurang memadai sehingga membuat pelajar merasa kurang nyaman untuk duduk berlama-lama di perpustakaan untuk membaca buku.
  • Perpustakaan sekolah kurang mampu menjawab tantangan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat.
  • Serta masih banyak lagi penyebab lainnya.
Beberapa langkah mungkin dapat ditempuh guna memperbaiki keadaan ini. Penambahan koleksi buku-buku baru barangkali telah dilakukan secara rutin oleh perpustakaan sekolah, namun selama ini mungkin terjadi kesenjangan informasi mengenai hal tersebut. Kebanyakan pelajar kurang mengetahui adanya koleksi-koleksi baru di perpustakaan sekolah karena tidak adanya ruang atau media untuk yang menginformasikan hal tersebut. Akibatnya, pelajar menjadi malas datang ke perpustakaan sekolah.

Penambahan koleksi buku dalam format yang lain sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman dan teknologi akan menghindarkan kesan bahwa perpustakaan sekolah lambat perkembangan dan gagap-teknologi. Komputerisasi perpustakaan sekolah seharusnya tidak hanya sebatas penggunaan piranti lunak komputer untuk administrasi perpustakaan, namun juga upaya pengadaan koleksi-koleksi buku dalam format digital yang memungkinkan pelajar bisa mengaksesnya melalui gadget-gadget yang mereka miliki. Gambaran perpustakaan sekolah jauh dari teknologi informasi sedapat mungkin harus dihindari!

3 komentar:

  1. bener bener..
    tapi juga banyak kok yang ke perpustakan pas jam istirahat.. hehe

    BalasHapus
  2. hu_ummzz" bener ...
    anak" tuh kalau istirahat lebih suka maen kekantin dari pada ke perpustakaan..tapi kalau jam kosong pada keperpustakaan ....
    hehe

    BalasHapus
  3. tapi untung skolah kita ada komp-nya, internetnya nyala lagi, bisa bwat buka.......

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar yang anda berikan. Midah-mudahan bermanfaat.