Terlebih lagi bagi mereka yang memiliki perangkat teknologi informasi seperti smartphone atau semacamnya yang dapat digunakan untuk akses informasi secara online, sudah dapat dipastikan mereka akan lebih memilih gadget canggih itu guna melepaskan penat dan lelah sehabis menerima pelajaran yang menguras tenaga dan pikiran daripada buka-buka buku di perpustakaan sekolah.
Tapi benarkah sekarang ini minat pelajar terhadap perpustakaan sekolah rendah? Jika hal itu benar mungkin perlu dicari faktor-faktor yang menjadi penyebabnya serta cara-cara yang perlu ditempuh guna meningkatkan kembali minat pelajar terhadap perpustakaan sekolah. Terdapat beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab menurunnya minat pelajar tersebut, seperti:
- Perpustakaan sekolah kurang mampu mengimbangi kebutuhan pelajar akan buku yang cenderung meningkat, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas.
- Koleksi perpustakaan sekolah hanya melulu buku, kurang atau bahkan tidak tersedia koleksi-koleksi dalam format yang lain seperti audio-video, buku elektronik, audio book dsb.
- Sarana gedung dan ruang baca yang kurang memadai sehingga membuat pelajar merasa kurang nyaman untuk duduk berlama-lama di perpustakaan untuk membaca buku.
- Perpustakaan sekolah kurang mampu menjawab tantangan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat.
- Serta masih banyak lagi penyebab lainnya.
Penambahan koleksi buku dalam format yang lain sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman dan teknologi akan menghindarkan kesan bahwa perpustakaan sekolah lambat perkembangan dan gagap-teknologi. Komputerisasi perpustakaan sekolah seharusnya tidak hanya sebatas penggunaan piranti lunak komputer untuk administrasi perpustakaan, namun juga upaya pengadaan koleksi-koleksi buku dalam format digital yang memungkinkan pelajar bisa mengaksesnya melalui gadget-gadget yang mereka miliki. Gambaran perpustakaan sekolah jauh dari teknologi informasi sedapat mungkin harus dihindari!